Adaniat baik. Pasti ada jalan.. Panjang umur orang2 baik.. ️Follow akun kami⤵️ √ @crewbuluk_ Hastag √ #crewbuluk_ #cbidaman #cbinspirasi Setiaporang orang hidup pasti selalu ada masalah, kadangkala masalah itu datang ketika kita bilang tidak sedang tidak siap untuk menghadapinya, ketik Niat Baik Selalu Ada Jalan - tunggu Walaupundi rumah saja, ada banyak cara membantu sesama di masa sulit ini. Asal ada niat baik, semuanya pasti ada jalan. Dengan saling membantu, kita bisa mengurangi dampak berat dari virus mematikan ini. Uluran tanganmu sangat berarti bagi mereka yang membutuhkan. Nah, tak bisa ke mana-mana tapi kamu tetap ingin membantu sesama? Bisa, kok! Sayapercaya, terutama di Indonesia sendiri. Banyak sekali orang baik dan orang yang memiliki simpati besar. Dan semua niat yang baik pasti akan diberikan jalan. Selama anda usaha, tunjukan usaha anda. Usaha tidak akan pernah menghianati hasil. Akan ada orang-orang baik yang akan membantu meraih anda dan memberikan yang anda butuhkan. Vay Nhanh Fast Money. Connection timed out Error code 522 2023-06-16 005755 UTC What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d7f19386aba0a5c • Your IP • Performance & security by Cloudflare Bicara kemauan pasti bicara tentang pikiran, rasa, angan, dan yang lainnya. karena kemauan itu muncul dari sebagian hal-hal kecil tersebut, baik terencana atau tidak. Kemauan tentu saja di miliki semua orang, meski berbeda tingkat dan berbeda bentuk kemauannya. Membahas kemauan tentu tidak luput dari satu peribahasa yang kerap kita dengar, yakni 'dimana ada kemauan, di situ ada jalan.' Apa sih, maknanya? Emang pasti ya kalo tiap kita punya kemauan, pasti ada jalan ya? Ya iyalah, masa iya iya dong. Atau yang lebih gampang dan lebih sering didengar 'dimana ada niat di situ ada jalan'. Cara memahaminya mudah, jika kita sudah punya kemauan, niat, keinginan, dan kalimat-kalimat bermakna sama lainnya, pasti dengan cara apapun, kita akan merealisasikan niat kita juga dengan judul tulisan ini, berbeda tulisan tapi tetap satu tujuan. Jika kita menjadi orang yang ingin melakukan suatu perubahan menuju kebaikan, maka tidak cukup dengan hanya mengudarakan kalimat ingin saja, kemauan juga harus ada dong. Nah dalam setiap kemauan sudah pasti ada niat, usaha, semangat, dan pastinya doa. Maka dari itu, jika sudah ada kemauan dari diri kita sendiri dalam mencapai tujuan, maka yakinlah, proses dalam perwujudan kemauan kita akan lebih mudah, meski ya, menurut orang masih agak kemauan kita sudah matang, sudah siap, dan sudah benar-benar bisa diajak berkompromi dengan proses kita, pastilah jalan yang akan kita tempuh terasa lebih mudah dalam mencapai angan dan keinginan kita. Entah apa saja asalkan baik dan bermanfaat, minimal bermanfaat untuk diri kita sendiri, baru bermanfaat juga untuk orang lain. Kemauan itu sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, karena jika hidup manusia dilakukan tanpa kemauan, maka tentu saja akan terasa hampa dan tidak ada warna warni apapun. Dengan adanya kemauan orang-orang bisa berkreasi, berinovasi, merubah pola pikir dan lebih-lebih lagi akan merubah masa kawan! “Bila Kemauan Siap, Maka Kaki Menjadi Ringan” gunakan kalimat itu untuk membangun pondasi yang lebih kokoh di diri kita. Terutama anda yang memiliki pikiran yang cerdas, berjiwa pemimpi, dan bertekad tinggi agar mempermudah jalan dalam anda menggapainya. About Author Mohamed Abu 'l-Gharaniq when an unknown printer took a galley of type and scrambled it to make a type specimen book. It has survived not only five centuries. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Kali ini saya akan menceritakan perjuangan saya menembus kampus impian, Universitas Indonesia. Keinginan saya untuk masuk UI sebenarnya sudah ada sejak saya baru masuk SMK, sejak saat itu saya banyak mencari informasi tentang Universitas-Universitas Negeri yang ada di Indonesia, termasuk kesempatan meraih beasiswanya. Percaya atau tidak bahkan saya telah menuliskan di kalender HP pertama saya waktu itu, Esia. bahwa pada tanggal 16 Agustus tahun 2011 tepat di ulang tahun saya yang 17 saya menuliskan note 'Masuk UI'. Entah karena optimisme saya yang berlebih atau hanya sekedar main-main, yang jelas saya pernah membaca suatu artikel bahwa mimpi itu harus dituliskan, dibayangkan, dirasakan, dan diraih. Oke kembali ke cerita, seiring dengan berjalannya waktu keiginan saya untuk masuk UI cenderung mengendur, bagaimana tidak? saat itu saya mencoba mencari tahu berapa biaya untuk masuk UI, dan ternyata itu justru membuat saya semakin tidak percaya diri. Kalaupun saya nantinya masuk, apa bisa saya bayar pendaftarannya? saya gak mau membebankan keluarga saya nantinya, saya juga gak mau lebih sakit hati nantinya jika saya sudah diterima tapi keluar lagi karena tidak sanggup membayar uang pendaftaran. Perlu diketahui, semenjak SD sampai SMP sekolah saya gratis, di SD saya SDN Sukatani 1 membebaskan biaya bagi siswa yang orang tuanya telah meninggal dunia. Sementara di SMP, gratis karena ada program wajib belajar 9 tahun dari pemerintah. Baru kemudian di SMK saya mulai bayar sekolah, butuh perjuangan untuk bisa menyelesaikan biaya pendidikan di SMK, tak jarang saya tidak diizinkan ujian karena belum membayar uang SPP, bahkan sampai lulus pun saya belum mampu menebus ijazah saya karena terkendala administrasi. Perjuangan saya menuju kampus impian dimulai ketika saya mencoba daftar di Politeknik Negeri Jakarta PNJ yang ada di belakang UI. Saat itu saya mendaftar dengan nilai bermodal nilai rapor, saya lulus verifikasi berkas di PNJ Teknik Bangunan D4. Akan tetapi saya gagal di proses verifikasi karena kesalahan input data nilai rapor, mungkin belum jodoh pikir saya. Perjuangan saya berlanjut, saat itu target utama saya beralih bukan lagi masuk UI, tapi masuk STAN. Kenapa? karena saya pikir STAN adalah sekolah ikatan dinas milik negara yang gratis, setelah lulus langsung kerja dan terjamin. Saya gak perlu membebankan keluarga saya lagi dong, karena kuliahnya gratis dan terjamin. Setiap hari saya habiskan waktu saya untuyk mengerjakan soal-soal dari buku bank soal STAN yang saya beli di Gramedia. Berminggu-minggu saya belajar, namun tak kunjung ada kepastian tentang dibukanya penerimaaan mahasiswa baru STAN. Kebetulan saat itu sedang ada pendaftran SNMPTN Tertulis. Pendaftaran akan ditutup 2 hari lagi, kemudian saya berpikir sambil menunggu penerimaaan STAN yang gak jelas, mungkin gak ada salahnya saya mencoba ikut SNMPTN. H-1 hari pendaftaran ditutup, saya langsung mendaftar lewat ATM, bermodal uang dari ATM kakak saya, saya memilih tes IPC. Esok harinya di hari terakhir saya mulai registrasi via online di warnet, saya bingung pilih jurusan apa, belum ada persiapan sama sekali sebelumnya untuk mencari tahu jurusan-jurusan favorit, saya juga tidak mengenal passing grade saat itu. Bermodalkan data di web SNMPTN yang menampilkan jumlah pendaftar tahun lalu dan kuota tahun ini pada masing-masing jurusan. Saya memutuskan untuk menempatkan Psikologi UI di pilihan pertama, karena saya memang suka dengan ilmu-ilmu psikologi. berarti tinggal tersisa 2 lagi, karena psikologi adalah IPS, berarti sisanya harus IPA semua atau 1 IPA, 1 IPS. Lagi-lagi saya berpatokan pada biaya, saya tahu biaya IPA jauh lebih mahal daripada biaya IPS. Akhirnya saya pilih Sastra Rusia UI di pilihan kedua. Kenapa Sastra Rusia? karena saya melihat peluang yang cukup besar saya diterima disana, dilihat dari peminat dan kuotanya. Saat itu saya juga suka dengan sepak bola Rusia pada Euro 2008 yang mampu mengalahkan tim jagoan saya Belanda dengan skor 3-1, Arshavin dan Pavlyuechenko menjadi pemain favorit saya ketika itu. Pilihan ketiga adalah Teknik Pertenakaon UNSOED Purwokerto, ini jalan terakhir jika saya harus tinggal di rumah nenek saya di Prwokerto. Pendaftaran sudah selesai, tinggal nunggu Ujian seminggu lagi. Saya mendapatkan tempat di SMA 5 Jakarta di daerah Kemayoran. Waktu seminggu itu saya gunakan untuk belajar, saya download soal-soal SNMPTN tahun sebelumya di internet. Tanpa bermodalkan Try Out seperti anak-anak pada umumnya, saya percaya diri menghadapi Ujian. Singkat cerita 2 hari Ujian telah selesai, saya selalu ditemani kakak saya menuju SMA 5. Masa-masa menunggu pengumuman saya gunakan untuk kembali belajar soal STAN, sambil terus berdoa agar diberikan hasil yang terbaik dalam SNMPTN nanti. Akhirnya tiba juga saat dimana pengumuman itu tiba, saya menuju warnet untuk membuka pengumuman 'Selamat anda diterima di Universitas Indonesia Program Studi Rusia' kira-kira begitu tulisannya. Seneng, bingung, perasaan yang bercampur aduk dalam diri saya. Akhirnya saya pulang setelah sebelumnya mencari tahu tentang apa saja yang harus dilakukan setelah diterima di UI. Saya langsung memberi tahu Ibu saya, beliau tidak menunjukan raut bahagia ketika saya memberitahu saya diterima di UI. Mungkin saat itu beliau berpikir "Darimana Biaya untuk masuk UI". Orang pertama yang terlihat antusias mendengar berita ini adalah kakak perempuan saya satu-satunya, Widi. Ia sangat mendukung saya. Kemudian saya mencoba menjelaskan kepada keluarga bahwa di UI ada mekanisme bayaran yang sesuai dengan kemampuan orang tua namanya BOPB, jadi tidak perlu khawatir, wlaupun di website tertera nominal 10 Juta lebih untuk pembayarannya. Beberapa hari kami sibuk mengurus berkas BOPB, saya dibantu oleh kakak saya bolak-balik RT,RW,Kelurahan. Setelah selesai semua berkas terkumpul, saya mengantar berkas tersebut ke perpustakaan lama. Beberapa hari kemudian hasil BOPB muncul, Uang pangkal yang tadinya bernilai 5 juta kini menurun sampai 2 Juta. Bayaran semester yang tadinya 5 Juta kini menjadi 1,5 Juta. Dengan nominal tersebut kami masih keberatan, sampai akhirnya saya mengajukan banding dengan beberapa berkas pendukung. Namun hasil banding tidak merubah nominalnya, hanya merubah proses pembayarannya yang bisa dicicil beberapa kali. Kami pasrah, dan menerima keputusan itu. Beberapa hari kemudian nama saya dipanggil untuk proses seleksi beasiswa Bidik Misi, Jika saya lolos maka saya tidak perlu lagi memusingkan bayar kuliah. Saya isi berkas dengan sungguh-sungguh sambil terus berdoa, dan akhirnyaaaaaaa betapa bahagia dan bersyukurnya saya ketika beberapa hari kemudian nama saya lolos sebagai penerima Bidik Misi. Ternyata Allah benar-benar sayang kepada saya, saya telah diberikan kesempatan untuk kuliah di UI tanpa bayar sampai lulus. Sejak saat itu saya berjanji tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang sudah diberikan Allah kepada saya. Banyak pelajaran yang saya bisa ambil dari sini, "Ketika ada niat baik, pasti akan ada jalan keluarnya, Allah akan memudahkan jalan hamba-Nya yang mau berusaha". Lihat Catatan Selengkapnya

niat baik pasti ada jalan